Monday, March 16, 2020

Ica dan Kegiatannya

March 16, 2020 0 Comments

“Allahu Akbar...Allahu Akbar...” sayup-sayup terdengar suara azan membangunkan Ica dari tidurnya. Matanya masih terasa berat dan kepalanya masih sedikit pusing. Ia ingat, semalam baru menyelesaikan tugas. Setelah keadaan cukup membaik, ia bergegas menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudu, kemudian melaksanakan salat subuh. selesai melaksanakan salat, Ica mulai melakukan kegiatan rutin di pagi hari, yaitu mandi, merapikan kamar tidurnya, dan disusul dengan kegiatan lain.
Namanya Ica. Saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Ica bisa dikatakan sebagai anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuatnya menjadi pribadi yang manja. Ia seorang gadis yang mandiri dan hemat, misalnya, Ica lebih sering berangkat menuju kampus dengan moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Setiap pukul tujuh pagi—senin sampai jumat, Ica berangkat menuju ke stasiun Lenteng Agung. Ica menjadikan kereta sebagai transportasi utama untuk pergi ke kampus. Setiap pagi, kereta menuju pemberhentian akhir—Bogor—tidak terlalu ramai. Ica bisa duduk dengan nyaman sampai stasiun tujuannya tanpa perlu berdesak-desakan dengan penumpang lain.
Setibanya di kampus, Ica langsung menuju ke kelasnya dan mulai bergelut dengan tugas-tugas. Setelah perkuliahan selesai, kegiatan lain di luar akademis menunggunya. Sebagai seorang mahasiswa tingkat tiga, ia sadar bahwa dunia perkuliahan tidak hanya semata-mata mengejar pendidikan. Akan tetapi, membangun relasi juga penting. Oleh karena itu, ia aktif di beberapa organisasi dan kepanitiaan.
Selain berkuliah dan aktif di beberapa organisasi dan kepanitiaan, Ica juga menjadi seorang pengajar di salah satu tempat bimbingan belajar. Hal ini dimulainya sejak ia berada di tingkat dua perguruan tinggi. Ia mengajar sesuai dengan bidang yang dikuasainya, yaitu bahasa. Ia mengajar setiap hari senin, rabu, dan kamis. Selama menjadi pengajar, ia sadar tidak semua murid yang diajarnya memiliki pemahaman yang sama. Oleh karena itu, ia harus selalu melatih kesabaran dalam mengajar murid-muridnya. Dari situ pula Ica paham bahwa mencari rezeki itu tidak mudah. Ada perjuangan dan usaha tertentu untuk mendapatkannya (rezeki).
Sibuk dengan kegiatan di luar rumah tidak membuat Ica lupa dengan tugasnya di rumah. Ketika berada di rumah, ia menjadi anak yang siap sedia membantu ibunya dalam berbagai pekerjaan rumah, seperti mencuci piring dan baju, menyapu, memasak, dan sebagainya. Dididik untuk mandiri membuat Ica mengurus segala keperluannya sendiri, sehingga menyewa jasa pembantu dirasa tidak perlu.
Dari berbagai kegiatan yang sudah diceritakan, ada satu hal terpenting yang sangat berharga baginya melebihi apa pun. Hal terpenting itu adalah keluarganya. Ibu dan ayahnya adalah sumber kebahagiaan dan keberkahan. Ayah sebagai kepala keluarga dirasa cukup dalam mengayomi, memberi teladan, dan memenuhi segala kebutuhan keluarga. Ibu selalu menyayangi, menjaga, dan memastikan ia dan adiknya selalu dalam keadaan baik-baik saja. Oleh karena itu, ia merasa tidak kurang dalam hal apa pun.
Hidup Ica sebagai seorang mahasiswa sangat sederhana. Tidak ada sesuatu yang berlebihan. Akan tetapi, dari kesederhanaan tersebut banyak hal bermanfaat yang dilakukan olehnya.

Penulisan Kreatif, ‎10 ‎September ‎2018
A, 06:41

Thursday, March 12, 2020

Du'a

March 12, 2020 0 Comments

Wherever you are, I hope you get what you searching for. May Allah give the best answer for your doubt, fear, or everything that makes you feel confused in a few months ago. I couldn't ask for more to Allah. Allah is the best planner for everything that happened to us.
I am no longer waiting for you. it's clear because until now you haven't told your answer to all the things you were searching for.

Mengingat catatan 9 Januari 2020
A, 00:40